Tuesday, October 25, 2011

Cinta Itu Tanpa Alasan

Posted by Unknown at 12:21 PM 0 comments
Kenapa kau begitu ingin aku mengatakan kata-kata indah untukmu. . .
Aku tak pandai untuk merayu. .
Aku bukan orang romantis. . .
Berdebat hanya karena pertanyaan sepele??
"Kenapa kau mau denganku?"...
Kau ingin aku menjawab, kau ingin aku mengatakan:
Aku mencintaimu karena kamu kaya...
Aku mencintaimu karena kamu pintar...
Aku mencintaimu karena tampan...
Aku mencintaimu karena kamu banyak disukai wanita...
Bukan... Bukan itu jawabanku...
Tapi kau memaksaku untuk bicara seperti itu??
Bukankah itu sama saja membohongi kamu...
Aku mencintaimu apa adanya dan tanpa alasan...
Kalau aku mencintaimu karena semua itu, berarti bukan cinta. . .
Kalau semua pesonamu sudah tidak ada lagi, berarti aku akan pergi darimu, meninggalkanmu. . .
Sungguh...
Aku mencintaimu bukan karena itu. . .
Kaya, pintar, tampan, banyak disukai wanita...
Itu hanya bonus karena aku mendapatkanmu. . .
Kalau aku buleh jujur...
Aku tidak suka dengan lelaki yang dikejar banyak wanita...
Apalagi memacarinya...
Aku tidak suka orang yang kucinta membagi hati dan perhatiannya untuk orang lain. . .
Kalau aku tak pernah memuji kamu, bukan berarti aku tak melihat kelebihanmu. . .
Aku sadari koq ketampanan kamu, kepintaran kamu. . .
Hanya saja aku tak pintar memuji. . .
Aku bahkan tak pernah membuatkan mu puisi, padahal kamu selalu membuatkan untukku. . .
Itu karena aku tak bisa membuatnya. . .
Aku tak pandai mengutarakan isi hatiku. . .
Kalau aku bisa mengutarakan isi hatiku, maka sedari dulu aku sudah mengungkapkannya untukmu. . .
Bukan menunggumu selama 6tahun. . .
Kalau aku suka karena kamu banyak disukai wanita, lalu kenapa aku melarang kamu untuk tidak terlalu dekat dengan wanita lain...
Aku cuma ingin kamu seutuhnya jadi milikku. . .
Kenapa kau memaksaku menjawab dengan kata-kata yang tidak ada dalam hatiku. . .

Kau marah ketika aku pernah bilang, aku memilih mantan karena dia banyak disukai wanita...
Aku bahkan lupa, apa aku pernah mengatakan itu. . .
Aku tak suka pria yang mudah dekat dengan wanita. . .
Aku mengatakannya, itu sebuah alasan. . .
Aku memilihnya karena sebuah alassan. . .
Kau menginginkan aku mencintaimu karena sebuah alasan??
Kau bilang aku memilih mantan karena dia selalu mengejarku. . .
Kau tau?? Wanita sulit mengatakan tidak pada pria. . .
Meskipun aku berusaha mengatakan tidak, tetap saja dia mengejarku. . .
Cara agar dia berhenti mengejarku, dengan menerima dia. . .
Setelah dia menerima, pasti ada penolakan. . .
Itulah, aku menerimanya karena ingin bisa lepas darinya. . .
Kau ingin aku bilang aku cinta kamu karena kamu mengejarku??
Kapan kamu mengejarku?
Bukankah selama ini aku yang terus mengejarmu. . .
Dianggap cewek stres, cewek ke PDan, cewek ngejar cow, cew gag tau malu. . .
Lalu aku harus mengubah kenyataan bahwa aku mencintaimu karena kamu mengejarku??
Kamu bilang aku memilih mantan karena kasihan...
Kasihan bukan sebuah pujian...
Kasihan juga bukan sebuah cinta. . .
Kasihan belum tentu cinta. . .
Apa kau ingin aku kasihan padamu??
Untuk apa kamu dikasihani??
Kamu udah memiliki semua apa yang orang lain tidak bisa memiliki dariku. . .
Kalau mantan pernah memiliki ragaku sebagai setatus. . .
Kamu memiliki semuanya, jiwa, raga, cinta, hati, pengorbanan. . .
Semua dariku kau miliki. . .
Masih Perlukah kamu dikasihani??

Cintaku tulus. . .
cintaku apa adanya. . .
Cintaku bukan karena alasan. . .
Cintaku bukan karena kasihan. . .
Cintaku bukan karena materi. . .
Cintaku bukan karena fisik. . .
Aku memahami cinta itu tanpa alasan. . .
Bukan alasan agar menjadi cinta. . .
Apa yang aku dapat sekarang ini hanyalah bonus karena aku telah memiliki cintamu. . .
Aku akui kepintaran kamu, ketampanan kamu, kekayaan kamu, banyak cew suka kamu. . .
Tapi bukan itu yang membuatku cinta. . .
Kalau kamu tanya kenapa?
Aku juga tidak tau. . .
Karena cinta datang pada siapa saja, kapan saja dan dimana saja tanpa ada orang yang tau. . .
Kalau sesuatu membuatku semakin cinta, mungkin iya. . .
Tapi itu Cuma nilai tambah saja. . .


Aku bahkan terlalu takut untuk menanyakan "kenapa kau memilihku??". . .
Aku sadari aku pernah menjadi seorang itik buruk rupa untukmu. . .
Dibenci dan dihindari olehmu. . .
Aku menyadari kekuranganku. . .
Aku menyadari kesalahan dimasa lalu. . .
Kebodohan diwaktu dulu. . .
Aku takut kau akan mengatakan "aku memilihmu karena....". . .
Kamu dari dulu menyukaiku (itu berarti cintamu karena kasihan, kasihan itu bukan cinta). . .
Kamu udah setia padaku selama 6tahun (hanya membalas mencintaiku, berarti tidak benar-benar mencintaiku)...
Karena kamu yang selalu mengerti aku, (kalau ada yang lebih mengerti kamu, berarti kamu akan pindah ke lain hati lagi). . .
Apalagi bilang karena kamu cocok untukku, (berartu dulu itu aku tidak cocok untukmu, pantas sekali kau tak pernah memandangku waktu itu). . .
Kau wanita terakhir, kau selalu ada, kau selalu menemaniku... (pilihan terakhir setelah pilhan sebelumnya, berarti hanya cadangan). . .
Aku takut untuk mendengar segala yang kau bicarakan. . .
Pria selalu bicara dengan 2makna. . .
Pria selalu menjelaskan dengan ambigu. . .
Aku takut salah mengartikan, aku takut salah paham. . .
Karena aku tak ingin kecewa untuk kesekian kalinya. . .

Aku tak pernah menanyakan sesuatu yang aku sudah tau jawabannya. . .
Terlebih jika jawaban itu tak mampu ku terima di hati. . .
Aku lebih baik tidak tau, dari pada mendengar sesuatu yang menyakitkan. . .
Mencintaimu karena suatu alasan, itu sungguh menyakitkan untukku dengar. . .
Aku juga tak ingin menyakitimu dengan mengatakan itu. . .
Kalau aku ingin melindungi perasaanmu, kenapa kau menyuruhku berbuat sebaliknya. . .

Mungkin cara pemikiran kita saja yang beda. . .
Tapi ku mohon kau mengerti, aku tak pernah mencintaimu karena suatu alasan. . .
Tapi Mungkin aku semakin mencintaimu karena sesuatu alasan. . .
Satu hal yang aku tau, kalau kamulah satu-satunya. . .

Ibu... #GoVlog

Posted by Unknown at 12:19 PM 0 comments
1 Oktober 2011
Ibu, orang yang selalu mengerti kita. Tapi seringnya kita tidak pernah mengerti beliau. Terkadang sikap perhatiannya membuat hati kita berkata "menyesal" telah berbuat salah padanya.
Sabtu pagi, sesuai dengan pesan ibuku. Aku nyapu dan seluruh rumah. Hal yang jarang aku lakukan, mungkin hanya satu kali dalam seminggu. Kali ini aku bener-bener niat buat bersihin rumah sampai kinclong, tentu saja karena kebaikan ibu malam sebelumnya yang memberiku uang pulsa. Padahal aku sudah buat kesalahan, lupa dengan pesannya.
Aku mulai nyapu dan ngepel. Bahkan setelah selesai ngepel pun ku ulangi menyapu, tentu saja biar tambah bersih. Juga agar rasa bersalahku berkurang.
Setelah selesai pekerjaan itu, aku bersantai sebentar. Meski sudah menjelang siang dan aku biasanya tidak sempat sarapan.
Siang hari, ibuku pulang dari rutinitas kerjanya (sebenarnya akhir-akhir ini saja ku lihat dia semangat bekerja). Dia langsung tiduran depan Tv di ruang keluarga, mungkin karena capeknya dia tertidur.
Siang menjelang, perutku pun lapar. Ku lihat di meja makan, tidak ada apapun. Ku tengok ke dapur, ada wajan bertutup (berarti ada makanan). Ku buka...
Jreng... Jreng...
Ikan...
Aku benci sekali dengan ikan, entah itu ikan laut, ikan payau, ikan air tawar atau seafood lainnya.
Ada beberapa seafood yang membuatku alergi.
Aku ingat ada tempe yang dibeli ibu, aku pun segera mengiris daun bawang dan tempe menjadi tipis. Bumbu pun sudah ku racik.
Aku segera meminta ibuku menyalakan kompor (perlu kalian tau, aku takut nyalain kompor gas, sudah 3kali aku hampir membakar rumah karena nyalain kompor gas. Alhasil trauma dech).
"Tidak ada minyak dan tepung. Beli saja gorengan"
Aku setuju. Ibu pun menyuruh Alvin (ponakanku yang duduk di TK besar) membeli gorengan di dekat rumah.
Tapi dia sedang asyik nonton TV dan makan semangka sambil memegang siomay.
Perlu kalian tau kalau aku benci dengan ponakanku itu, sebenarnya yang bikin benci adalah kedua orangtuanya. Tentu saja rasa benciku sering ku tunjukkan ke anak kecil itu, apalagi dia nakalnya minta ampun.
Dia tak segera berangkat, padahal aku laparnya gag ketulungan. Bayangkan dari pagi aku sudah bersih-bersih rumah dan mau nyuci pakean yang sudah ku rendam.
Ibuku membentak Alvin. Aku juga ikut jengkel, aku paksa dia dengan bentakan juga. Dia malah asyik nonton TV, pasang muka ngejek lagi. Ku ambil siomay na lalu ku buang. Dia ngambek, membuang semangkanya. (dalam hatiku "Rasain thu..!!! Emank enak").
Aku usir dia dari rumahku, aku matiin TV. (aku kejam?? Memang...!! Hanya dengan anak kecil itu karena dendam dengan orangtuanya).
Dia nangis, ibuku cuma nyalahin Alvin (salah sendiri tidak mau disuruh. Tentu saja ibuku tau sikapku ke dia yang tidak baik, bahkan memusuhi. Sudah rahasia umum, bahkan orangtua Alvin sendiri tau).
Aku masuk kamar dan membanting pintu, tentu saja dengan rasa lapar. Aku dengar Alvin menangis di luar rumahku, ibuku sendiri aku tidak tau kemana dia. Aku pun berusaha tidur menghilangkan rasa laparku.
Paz enak-enaknya tidur ibu ngetuk kamarku.
"Ini uang, nanti beli tepung sama minyak" kata ibu.
Aku lihat dia akan pergi ngelanjutin rutinitasnya. Aku pun tidur lagi. Aku ingat, aku kan lagi ngambek (haha, ngambek ajah lupa). Aku keluar dan melempar uang na di lantai.
"Ini, beli ajah sendiri" kataku lalu masuk kamar lagi.
Sore hari aku ingat cucianku, aku pun segera keluar. Ku lihat ibu datang membawa tepung dan minyak goreng.
"Ini... Sana goreng tempenya" ujarnya.
Terlanjur lapar dan kesal aku jawab "Ogah...!!! Goreng ajah sendiri" dengan berlalu darinya.
Dia tau aku marah padanya.
Aku nyuci ketika ibu lagi goreng tempe.
"Nggak mau gorengan?" tanya ibuku.
"Nggak...!!! Makan ajah sendiri"
"Yawdagh kalau nggak mau... Gorengan enak-enak gini nggak mau" dia sengaja tuh ngiming-ngimingi aku.
"Lain kali aku nggak mau disuruh ngepel. Nggak sudi!!!" teriakku pada ibu, tentu saja sambil berlinang air mata.
"Kan udah dikasih uang"
"Lain kali nggak akan minta uangmu...!!!" jawabku tak kalah keras dari tadi
"Yang bener?"
"Bener...!!! Anak laper nggak di kasih makan" gerutuku.
"Lha ini apa nggak makanan? Ada ikan"
"Itu makananmu!!! Bukan makananku!!! Makan ajah sendiri sana"
(aku juga heran sama ibuku itu, sudah tau aku alergi ikan. Masih juga masak ikan, mana nggak masak yang lain lagi. Aku lebih baik makan sayuran dari pada makan ikan).
"Tentu saja aku makan, aku yang masak"
"Aku bukan anakmu..!!!" teriakku (sebenarnya pas ngomong ini aku takut jadi anak durhaka, berhubung kesal digoda ibu terus akhirnya keluar juga thu kalimat).
Bapak datang, ibu bisik-bisik sama bapak kalau akau lagi ngambek.
"Ngambek napa?" tanya bapak.
"Nggak ada makanan" jawab ibu
"Nggak ada makanan itu masak" balas bapak
"Mau masak ajah nggak boleh koq!!!" jawabku keras.
Tapi ku dengar nggak ada jawaban lagi dari bapak, dia udah pergi.
"Siapa yang nggak bolehin masak? Tadi kan nggak ada tepung sama minyak. Mau masak gimana??" jawabnya.
Selesai masak ibu pergi. Aku masih nyuci sambil nangis dari tadi (aku emank gampang nangis).
Menjelang malam, ibu nawarin aku makan. Tapi aku tolak, tentu saja karena sudah terlanjur kesal.
Malamnya mungkin karena khawatir dari pagi aku tidak makan (aku punya penyakit magh n sudah 4x kena typus), ibu sengaja beliin aku pop mie. Dia nawarin aku makan pop mienya, aku tolak lagi. Gengsi donk, masa ngambek, nerima pop mienya. Apalagi ibuku sukanya godain orang ngambek, yang ada nanti malah di ejek n disindir.
Sepupuku Ana datang minta bantuan benerin laptopnya yang baru (meski aku nggak punya n nggak ngerti banget laptop, tapi aku bisalah. Ilmu otodidak, wkwkwkwkwk).
Yah, lumayan lah hiburan daripada suntuk dikamar. Untungnya nih, di ruma sepupu/bulekku dia lagi masak nasi goreng. Alhasil aku makan disana, wkwkwkwk... Untung saja ada yang mau ngasih makan, jadi sesuai janjiku tadi yang nggak akan minta makan ibu dapat terlaksana.
Setelah kenyang pulang dech... Tidur...
Paginya, aku sengaja bangun siang biar nggak laper. Seharian aku di kamar, hari minggu ibu n bapak nggak kerja. Mati beneran kan aku, ckckckckck...
Aku lihat pop mienya masih ada di lemari gantung, aku pengen makan nantilah. Lagian aku kan nggak minta, ibu yang nawarin (curang....).
Bapak datang (ngapain datang sich... Aku kan mau makan mie. Ngambekku nanti batal dech).
Akhirnya aku ke kamar, aku dengar ibu udah datang.
Setelah aku rasa sepi di rumah, aku pun buka lemari gantung.
Ya Allah... Pop mienya dimakan. (hikz... Nyesel tadi nggak umpetin dulu pop mienya. Pasti bapak nich yang suka banget makan pop mie, nyesek dihati)
Terpaksa nahan lapar.
Siangnya, selesai ibu arisan dia memanggilku.
Dia memberiku jajan (lagi-lagi... Ibuku emank baik. Tau anaknya kelaparan).
Karena takut karma lagi, aku pun menerima jajan itu.
Makan ajahlah, buat ganjal perut walau tidak mengenyangkan.
Dan sepanjang hari ini aku belum makan apa pun kecuali kacang n jeruk.
Karena gengsiku, huhu.... T_T
Laper banget rasanya, untung saja masih ada tempe. Diam -diam tadi aku makan nasi pake tempe, hahagzt . . .
Setidaknya keisilah perutku, udah sakit banget ini perut dan kepala.
Nuna. Powered by Blogger.
 

Nuna Margie Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review